JENIS-JENIS GOMBAL MENURUT TERE LIYE

Jenis-Jenis Gombal Menurut Tere Liye
Kalian tentu tahu kan gombal itu apa? Ya, gombal atau kata-kata gombal digunakan oleh seseorang (biasanya pria) untuk merayu, menggoda dan atau mencari perhatian orang lain terutama lawan jenis. Namun saat sekarang ini juga banyak digunakan hanya untuk hiburan, komedi/lawak. (Wiktionary)

Berikut ini adalah jenis-jenis gombal menurut Tere Liye, baca sampai selesai biar tahu!

1. Gombal Kelas Internasional


Bilang ke pacar “Aku cinta kamu karena Allah, dek.” Pacar? Sambil pegangan tangan? Mesra-mesraaan. Aduh, nggak banget deh. Jangan bawa-bawa Tuhan untuk urusan pacaran yang jelas melanggar banyak peraturan Tuhan. Malaikat saja mungkin gerah berada di sekitar, mungkin pergi ratusan kilometer, menjauh.

2. Gombal Kelas Nasional


Orang pacaran yang ngaku-ngaku: “Cinta kita suci, ini anugerah Tuhan yang tidak kita minta.” Sambil mojok berdua. Asyik berduaan, asyik pegangan tangan. Suci? Tapi dikotori dengan pacaran, yang melanggar begitu banyak peraturan Tuhan. Ya ampun sejak kapan pacaran masuk dalam definisi suci.

3. Gombal Kelas Provinsi

“Nggak juga bang tere, pacar aku serius kok”. Wushhh, hening deh. Serius? Sejak kapan pacaran masuk definisi serius? Kalau serius ya menikah. Satu-satunya keseriusan dalam pacaran adalah: serius pacaran. Asyik masyuk, menghabiskan waktu untuk sesuatu yang tidak bermanfaat.

4. Gombal Kelas Kabupaten

“Kami pacarannya islami kok, tahu batas-batasnya.” Ya ampun, justeru dengan pacaran, batas terbesarnya sudah dilanggar. Kalau memang ada pacaran islami, maka besok lusa, acara bergosip di televisi akan ngaku gosip islami. Yang pembawa acara gosipnya seperti cacing kepanasan akan membuka acara dengan: “Hei hei pemirsa, assalammualaikum, hallo apa kabar sih? Kalian tahu nggak penonton, masya Allah, subhanallah, kucing sebelah rumah selingkuh. Astagfirullah. Mari kita berdoa semoga selingkuhannya diberikan jalan tobat, Allah SWT berfirman, Rasul Allah bersabda, dan seterusnya.”

5. Gombal Kelas Kecamatan

“Beneran loh, Bang, pacaran itu menambah semangat belajar.” Oh iya? Lantas hitung sendiri nanti ya, berapa banyak waktu sia-sia yang dihabiskan, berapa banyak galau, tidak menentu. Dan silahkan cek sendiri, apakah kalian jadi peserta olimpiade Matematika dunia dan dapat medali emas gara-gara pacaran. Kalau mau jujur-jujuran, mau mendengarkan, mau obyektif, besok lusa, saat kalian sudah 40, 50 atau 60 tahun, pikirkan, apakah memang ada manfaatnya pacaran jaman kalian masih remaja dulu?

6. Gombal Kelas Kelurahan/Desa

“Aku rela berkorban demi dia”. Bela-belain beli kado, hadiah, buat siapa? Pacar? Tapi beliin orang tua, adik, kakak, kado, hadiah malah amit-amit. Bela-belain ngantar siapa tadi? Pacar? Rela hujan-hujanan, rela ngutang, rela semua. Tapi ngantarin orang tua, adik, kakak, malah ogah.

7. Gombal Kelas RT/RW

“Aku sayang kamu tulus dan murni.” Hoax, dek. Pegang tangan pacar tiap minggu (padahal dosa), pegang tangan orang tua cuma tiap lebaran. Masih bergaya pula bilang kalau “cinta kami tulus dan murni” dan mengaku-ngaku paham benar hakikat cinta.

8. Gombal Kelas Gang/Selokan


“Abi udah makan belum?” “Mama udah belajar belum?” Ya ampun, baru pacar? Sudah panggil abi-ummi? Mama-papa? Ini benar2 gombal kelas gang. Lantas besok2 kalau putus? Jadi janda-duda dong? Kalau pacaran 5x, putus 5x? Berarti sudah pernah jadi janda 5x dong? Ini horor.

Semoga kalian mau memikirkannya, dan tidak tertipu dengan para penjahat perasaan di luar sana. Karena sekali urusan ini merusak kalian, yang rugi kita sendiri. Orang lain mah jangan-jangan sudah sibuk dengan pacar-pacar berikutnya, mana ingat dengan korban-korban sebelumnya.

Sumber: facebook.com/tereliyewriter

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel